MAKALAH
KONSEP DAN PERENCANAAN DALAM AUTOMASI PERPUSTAKAAN

Oleh :
Idian Purnama (080403010013)
Muhammad Zaini Yusuf (080403010031)
Rofiq Hidayat (080403010029)
Ahmad Yani (080403010046)
Abet Nego (080403010004)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2011
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ssaya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang telah menlimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini membahas tentang “Konsep Dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan”.
Pembahasan Isu ini berfungsi untuk mengetahui tentang perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga nantinya teknologi yang ada dapat bermanfaat baik itu dalam dunia pendidikan maupun khalayak umum.
Dan akhirnya saya menyadari bahwa pembahasan makalah ini jauh lebih dari sempurna . Oleh karena it saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai piha demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya.
Malang, 27 Oktober 2011
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum.
1.2 Topik Bahasan
Mengenai topik bahasan dalam makalah kali ini, yang akan di bahas adalah Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Konsep Dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan” adalah dapat menerapkan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format automatis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor Penggerak Automasi Perpustakaan.
Dalam hal ini faktor penggerak sangatlah penting bagi jalannya automasi perpustakaan ini, apa yang dimaksud faktor penggerak? Yaitu suatu system yang akan menjalankan kinerja dari operasional perpustakaan secara otomatis dan memudahkan antara peminjam dan pihak perpustakaan. Fator penggerak tersebut mencakup banyak hal diantaranya sebagai berikut:
- Kemudahan mendapatkan produk TI
- Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
- Kemampuan dari teknologi informasi
- Tuntutan layanan masyarakat serba “klick”
- Sudah disediakan layanan perpusakaan oleh dikti Contohnya software perpustakaan senayan steable yang tinggal pakai dan bisa digunakan secara free.
2.2 Alasan diadakannya Automasi Perpustakaan
Banyak alasan mengapa suatu perguruan tinggi dan sekolah menggunakan automasi perpustakaan diantaranya adalah sebagai berikut:
- Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
Dalam hal ini kita harus cermat dalam membuat suatu system yang mudah dan dapat dipahami oleh peminjam maupun pihak pengelola, nah untuk itu kita sebagai calon-calon programmer harus mampu mendesain dengan baik agara mereka mudah dalam memenejemen perpustakaan dan mempermudah dalam proses pinjam meminjam buku yang ada.
- Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan.
Dengan adanya system ini user khususnya bisa mengoptimalkan layanan kepada pengguna perpustakaan, nah dengan adanya system ini maka user tersebut dapat melayani pengguna dengan baik karena tidak aka nada lagi kecurigaan tentang data yang dimiliki pengguna karena sudah terdaftar dari awal.
- Meningkatkan citra perpustakaan
Selama ini perpustakaan dianggap suatu hal yang berguna tapi jarang diminati oleh khalayak, mengapa demikian? Karena kebanyak orang itu suka belajar dari internet saja. Akan tetapi dengan system ini mereka bisa juga menggunakan internet sebagai bahan untuk mencari referensi melalui catalog yang sudah ada dalam automasi perpustakaan dan mereka mudah untuk mempelajarinya.
- Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.
Kaitannya dengan infrastrustur ini
2.3 Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan
Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
- Cakupan dari Automasi Perpustakaan
· Pengadaan koleksi
Pengadaan koleksi ini sangat penting, koleksi buku-buku harus update tiap beberapa bualan atau beberapa minggu sekali agar pengguna tidak bosan dating ke perpstakaan yang ada karena kurangnya koleksi buku di perpustakaan tersebut.
· Katalogisasi, inventarisasi
Katalog ini dimaksudkan agar pengguna mudah dalam mencari buku yang diperslukan. Jadi kita harus membuat desain database yang dapat menggolongkan mana itu buku cerita, novel, dan buku-buku referensi yang lain yang mungkin dicari oleh pengguna dan ingin mereka pelajari.
· Sirkulasi, reserve, inter-library loan
Kita juga harus menyaring adanya buku-buku baru yang diterbitkan oleh penerbit apakh buku baru itu layak kita masukkan ke perpustakaan kita apa tidak? Jika buku itu layak segera kita masukkan biar selalu new update jika tidak kita harus pilah pilahkan dulu.
· Pengelolaan penerbitan berkala
Pengelolaan penerbitan berkala ini berfungsi untuk mengetahui kapan buku baru yang akan terbit sehingga jauh sebelumnya kita bisa menempatkan buku tersebut pada bidangnya.
· Penyediaan katalog (OPAC)
Dalam automasi ini ada penyedia catalog yang bertugas menyediakan referensi buku-buku yaitu Opac. OPAC (Online Public Access Catalogs) OPAC merupakan pengkatalogan buku-buku di perpustakaan besar secara berkomputer. Kepopulerannya berkembang sehingga kini makin banyak perpustakaan di negara lain sudah memasukkan OPAC masing-masing di internet.
Sistem OPAC
Dalam sistem OPAC terdapat kegiatan pemasukan data dan validasi atau pengecekan data yang dimasukkan ke dalam basis data. Apabila ada kesalahan atau keraguan, data dapat dilacak berdasarkan nama pengolah, pemasuk data, dan tanggal pemasukan yang tercantum pada formulir. Dengan menggunakan formulir, pemasukan data menjadi lebih cepat dan fisik bahan pustakanya dapat segera diproses sebagaimana mestinya sehingga dapat segera dipamerkan dan digunakan di unit sirkulasi.
Sistem OPAC yang dikembangkan di PUSTAKA adalah sistem layanan informasi melalui LAN dan WAN, namun karena masih ada keterbatasan, sistem yang dibangun baru pada tahapan LAN. Layanan melalui WAN dilakukan dengan memanfaatkan media internet, sehingga pengguna dapat langsung mengakses informasi dari server pangkalan data. Layanan melalui LAN lebih ditujukan untuk penguna yang langsung datang ke perpustakaan.
Dalam sistem OPAC terdapat kegiatan pemasukan data dan validasi atau pengecekan data yang dimasukkan ke dalam basis data. Apabila ada kesalahan atau keraguan, data dapat dilacak berdasarkan nama pengolah, pemasuk data, dan tanggal pemasukan yang tercantum pada formulir. Dengan menggunakan formulir, pemasukan data menjadi lebih cepat dan fisik bahan pustakanya dapat segera diproses sebagaimana mestinya sehingga dapat segera dipamerkan dan digunakan di unit sirkulasi.
Sistem OPAC yang dikembangkan di PUSTAKA adalah sistem layanan informasi melalui LAN dan WAN, namun karena masih ada keterbatasan, sistem yang dibangun baru pada tahapan LAN. Layanan melalui WAN dilakukan dengan memanfaatkan media internet, sehingga pengguna dapat langsung mengakses informasi dari server pangkalan data. Layanan melalui LAN lebih ditujukan untuk penguna yang langsung datang ke perpustakaan.
§ Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC adalah:
1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan.
2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi
3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja
4. Mempercepat pencarian informasi
5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan luas
· Pengelolaan anggota
Setiap anggota yang menjadi pengguna perpustakaan diwajibkan memiliki id masing-masing, hal ini dimaksudkan agar data pengguna mudah diketahui.
2.4 Bagaimana mengenai Layanan Referens
Layanan referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi dari suatu sistem automasi perpustakaan, namun yang lebih penting adalah penyediaan teknologi informasi yang digunakan dalam layanan referens. Layanan informasi referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam bentuk digital yang dikemas dalam CD-ROM dan akses informasi ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet)
- Peran CD-ROM
· Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak, indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan hubungan ke jaringan komputer.
· Media back-up / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain. Backup ini tidak hanya buku saja akan tetapi data base yang digunakan, jika suatu saat terjadi overload maka kita masih ada cadangan yaitubackup database sehingga kita tidak perlu mendesain ulang data karena tinggal inport saja dari backup data. Tapi terkadang untuk data yang baru yang belu terbackup akan hilang, akan tetapi kita bisa input ulang karena datana juga tidak terlalu banyak.
- Peran Internet
· Untuk mengakses informasi multimedia dalam resource internet.
· Menyediakan jaringan untuk mengakses system yang ada di perpustakaan mulai dari cabeling sampai koneksi ke ISP.
· Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
Tidak hanya ISP saja akan tetapi disini jika perpustakaan udah di onlinekan maka pengguna bisa akses melalui sarana telekomunikasi selain Komputer.
· Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.
2.5 Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam maupun luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang diperlukan.
Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam mengautomasikan perpustakaannya :
- Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari Acces pengguna.
- Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain system.
Dengan demikian nantinya dari analisis itu mampu menghasilkan output yang baik yang mudah difahami oleh pengguna.
- Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan desain, implementasi, evaluasi dan maintenance.
- Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah system.
· Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja
2.6 Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
2.6 Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat tersebut adalah :
- Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
- Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
· Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
· Harga terjangkau (murah)
· Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
· Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.
3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.
2.7 Kriteria Penilaian Software
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia software adalah sebagai berikut :
· Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
· Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
· Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.
· Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
· Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
· Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
2.8 Menentukan Software
· Membangun sendiri
· Mengontrakan keluar
· Membeli software jadi yang ada di pasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus
· Sesuai dengan keperluan
· Memiliki ijin pemakaian
· Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
· Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi software.
Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan masalah.
Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.
2.9 Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :
· Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
· Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
· Protokol komunikasi yang digunakan
· Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.
3.0 Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

![]() | ![]() |



Data Pengolahan Informasi
Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Informasi








Masukan Pengolahan Keluaran
3.1 Standar basis data katalok
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan untuk itu dan didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama. Bentuk tukar-menukar maupun penggabungan data katalog koleksi adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan jika masing-masing perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam format penulisan data katalog data. Persoalan yang sering dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data adalah banyaknya data yang ditulis dengan suka-suka yaitu tidak memperhatikan standar yang ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yang membosankan dan memakan banyak waktu. Sering data katalog dalam perpustakaan tidak menggunakan standar, hal ini banyak terjadi karena kurangnya pemahaman akan manfaat standar penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur yang digunakan bersama.
Persoalan lain dalam standardisasi format penulisan data katalog adalah bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yang menggunakan bahasa pengantar berbeda-beda. Bagaimana dengan bahasa pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul jelas harus diisi sesuai dengan judul koleksi yang bersangkutan. Bagaimana dengan kolom subjek dan kata kunci? Haruskah diisi dengan bahasa nasional (Bahasa Indonesia untuk perpustakaan di Indonesia) atau dengan bahasa internasional (Bahasa Inggris)? Lebih jauh lagi, bagaimana kita memberi nama pada kolom-kolom isian, dengan Bahasa Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau bahasa Inggris (title, author, publisher etc.)? Bagaimana dengan koleksi yang berpengantar bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ?
3.2 Metadata
Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan konsep baru di dunia pengelola informasi. Perpustakaan sudah lama menciptakan metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi .
Definisi metadata sangat beragam ada yang mengatakan “data tentang data” atau “informasi tentang informasi”, pengertian dari beberapa definisi tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data. Dicontohkan metadata dari katalog buku terdiri dari : judul, pengarang, penerbit, subyek dan sebagainya. Metada yang biasa digunakan di perpustakaan adalah Marc dan Dublin Core.
Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan dapat mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan, seperti jenis monograf (BK), manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan Jurnal Buku Langka.
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.
Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title : judul dari sumber informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi
4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi, sumber informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi
13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya.
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu
15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi
3.6 Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau serumit apapun. Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.
Manual / prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur.
3.7 Manajemen Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi
Salah satu fungsi vital perpustakaan adalah bagaimana cara menarik lebih banyak pengguna perpustakaan, bagaimana menolong pengguna mencari dan mendayagunakan item dan fasilitas perpustakaan dengan kesulitan yang minimal, serta menginformasikan item dan layanan baru, membangkitkan minat baca dan belajar dan menjangkau masyarakat luas tanpa kendala geografis.
3.8 Tahapan Membangun Sistem AP
![]() | Tahap | Hasil |
Persiapan | · Definisi masalah · Maksud dan tujuan · Kerangka kerja · Perkiraan waktu dan biaya | |
Survei | · Analisa kond. sumber daya · Analisa kebutuhan · Analisa sistem berjalan | |
Disain | · Menyusun logika kerja sistem · Disain data, table, database, relasi. · Disain input, proses dan output · Spes. peralatan yang diperlukan | |
Pembangunan | · Pembuatan program aplikasi. · Instalasi software, jaringan klien server · Dokumentasi | |
Uji coba | · Tes sistem keseluruhan · Evaluasi, perbaikan | |
Training | · Training : staf,operator, teknisi, administrator · Sosialisasi | |
Operasional | · Sistem siap digunakan. · Bantuan teknis · Pengembangan lebih lanjut |
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Unsur dan syarat automasi perpustakaan ada banyak. Biasanya, pustakawan berharap terlalu banyak dari sistem ini dan oleh karenannya merasa kecewa bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Untuk memastikan adanya keberhasilan dalam automasi perpustakaan dibutuhkan kerjasama yang optimal dan berkelanjutan diantara pengguna sehingga tercipta kepuasan diantara pengguna, suatu penilain mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan pengguna harus dilakukan sebelum rencana detail untuk automasi dilakukan. Perlu tersedianya staf (pustakawan, operator, teknisi/administrator) yang terlatih. Seluruh anggota staf harus mengerti tentang sistem automasi perpustakaan.
4.2 Saran
Setalah kita bahas tentang automasi perpustakaan ini maka diharapkan bisa merancang dan membuat software perpustakaan yang baik dan bisa digunakan oleh user dan client sehingga dapat mempermudah pengguna perpustakaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
- Materi TOT Technologi Information & Communication oleh Unesco dan Pusnas RI di Yogyakarta 1999
- Konsep, Desain dan Implementasi Perpustakaan Elektronik : Integrasi Perpustakaan Terotomasi dan Perpustakaan Digital Untuk Perpustakaan Nasional di Indonesia Oleh: Ismail Fahmi
- Model Implementasi Protokol OAI dalam IndonesiaDLN dan Hubungannya dengan Digital Library di Luar Negeri oleh Rurie Muharto
- Ikhwan Arif (2006). Automasi Perpustakaan, From http://aurajogja.wordpress.com/2006/07/11/otomasi-perpustakaan/
- Balikubalimu (2009), Konsep dan perencanaan dalam automasi digital, from http://cicak69.wordpress.com/2009/04/12/konsep-dan-perencanaan-dalam-automasi-perpustakaan-digital/
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar